Apa sih yang paling sulit dari menjalankan bisnis kuliner ??? Dulu sih bayangan saya yang teribet adalah mencari menu unggulan dan bersaing dengan kompetitor yang berjualan menu sejenis. Tapi ternyata masih ada sederet keribetan lain loh walaupun secara notabene saat ini saya nggak punya saingan/rival yang juga berjualan makanan di sekitaran ruko saya.

Kesulitan pertama adalah mencari SDM yang bisa menjadi asisten yang bisa dipercaya dan diandalkan. Boro2 bisa dipercaya dan diandalkan, mencari sdm yang gag jujur dan kerjanya gag beres aja susahnya bagaikan mencari jarum dalam tumpukan jerami geto. Ih rada2 hiperbola ya tapi kenyataannya emang begitulah....

Kesulitan kedua adalah menerka perilaku pasar dan konsumen. Terus terang lantaran perumahan tempat saya berjualan belum terlalu rame dan karena letaknya didalam perumahan otomatis segmen market saya sangat terbatas. Pada awal2 sih memang menjanjikan deh tapi lama2 hukum Marginal Utilitas ternyata berlaku disini. Awalnya pembeli penasaran tapi ya lama2 bosen juga kali ya...

Kami mulai meriset apa yang menyebabkan penjualan berfluktuasi. Pertama sih kami menerka kalau alasan satu2nya adalah konsumen bosan dengan menu soto yang kami jual. Tapi lama kelamaan walau kami sudah mix dengan menu baru ternyata ujung2nya berkaitan dengan masalah daya beli konsumen kami. Kerasa deh sepinya jualan kalau pas hari kerja apalagi pas tanggal2 tua.

Tapi apa yang saya curhatkan kali ini bukan berarti saya menyerah loh. Masalah bagi saya bukan untuk dihindari tapi lebih saya jadikan tantangan yang membuat saya harus mencari ide, siasat dan solusi untuk menjadikannya satu anak tangga saya naik kelas mendaki undakan kesuksesan.

Kebayang kan apa jadinya kalau setelah melakukan eksperimen ratusan kali dan selalu gagal terus Thomas Alva Edison nyerah ? Pasti kita gag akan bisa menikmati indahnya hidup dalam cahaya lampu yang terang benderang sehingga tetap bisa beraktivitas pada malam hari. Atau apa jadinya hidup kita sebagai Umat Islam kalau Nabi Muhammad menyerah dalam menghadapi semua tantangan dan hambatan dalam menyampaikan kebenaran dan membawa umat Islam menuju kebaikan dan terhindar dari kesesatan ? Jadi kalau direnungkan masalah2 yang dihadapi saya kayaknya gag ada seujung kukunya kali ya dengan mereka. So buat apa saya "give up too early".....

Berhubung jualan lagi rada sepi so saya punya sedikit waktu luang buat bereksperimen menu baru nih sesuai request my hubby tertjintah yaitu bikin Ayam Goreng Tulang Lunak sekalian mencoba Panci Presto yang baru. Rada deg-degan juga sih masalahnya inilah pertama kalinya dalam hidup saya memakai panci presto udah gitu pas masak ada suara2 aneh yang terdengar...Tapi pas ayamnya mateng dan mengeluarkan aroma sedap wuih jadi gag sabar mencicipi Ayam Tulang Lunak Made In saya sendiri hihihi..Para pembaca harap menelan ludah karena cuma bisa ngeliatin fotonya ajah...

Selain Ayam Tulang Lunak saya juga sekalian bikin makanan request saya sendiri yaitu nasi pecel. Walau sederhana dan gampang banget bikinnya tapi makanan ini selalu bikin saya kangen soalnya susah banget ngedapetin menu ini disekitar tempat tinggal saya. Kalau mau bikin juga nih sekalian saya share resepnya. Bon appetite....


Pecel A la YamiYummy (bisa untuk 4-5 porsi)

komposisinya :
- 1/4 buah kol diiris-iris
- 1 buah ketimun, diiris
- 1 ikat kecil kacang panjang, potong kecil-kecil
- 1 ikat kecil bayam, petik dari batangnya
- Toge secukupnya
- 5 potong tahu dan 5 potong tempe goreng
- 2 buah cabe merah keriting dan 2 buah cabe rawit merah
- 1 bungkus sambel pecel siap pakai

Cara membuat :
- Sayuran dicuci bersih dan direbus sebentar jangan sampai terlalu lunak.
- Potong2 tempe dan tahu goreng.
- Cuci cabe, goreng sebentar diminyak panas. Haluskan bersama dengan bumbu pecel.
- Siapkan piring saji, tata sayuran, tambahkan tahu dan tempe lalu siram dengan bumbunya.